TransSulteng-Palu - Ratusan warga yang tergabung dalam komunitas lingkar tambang Poboya menggelar aksi demonstrasi menuntut PT Citra Palu Minerals (CPM) untuk menghentikan operasinya di wilayah tambang emas Poboya.
Aksi itu dipicu oleh dugaan pemutusan kontrak sepihak yang dilakukan oleh PT CPM terhadap PT Adijaya Karya Mandiri (AKM), sebuah perusahaan yang selama ini beroperasi sebagai mitra kerja di wilayah tersebut.
Keputusan sepihak yang diambil oleh PT CPM dianggap melanggar kesepakatan awal kerja sama dengan PT AKM. Hal ini memicu kemarahan warga yang berasal dari berbagai kelurahan di sekitar tambang, seperti Lasoani, Tanamodindi, Kawatuna, Talise, Talise Valangguni, Tondo, dan Layana.
Dalam orasinya, perwakilan massa aksi, Kusnadi Paputungan, menyatakan bahwa keberadaan PT AKM telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat lingkar tambang.
"Jika AKM diputus kontraknya, maka rakyat akan kehilangan mata pencaharian. Daripada rakyat yang mengalami kesulitan, lebih baik CPM yang angkat kaki!" tegasnya, yang langsung disambut sorakan dukungan dari para demonstran.
Menurut Kusnadi, banyak warga Poboya dan sekitarnya yang bekerja di PT AKM untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka.
Oleh karena itu, keputusan CPM yang secara sepihak menghentikan kerjasama dengan AKM dinilai sebagai tindakan sewenang wenang yang tidak mempertimbangkan nasib para pekerja.
"Kami tidak bisa menutup mata terhadap kontribusi dan kepedulian AKM terhadap warga lingkar tambang.
Berbeda dengan CPM, yang selama ini justru lebih banyak memberikan janji-janji tanpa realisasi," tambahnya.
Aksi ini juga diwarnai dengan kekhawatiran warga terkait nasib pekerja lainnya. "Jika AKM saja yang merupakan vendor utama bisa dengan mudah diputus kontraknya, bagaimana dengan para pekerja di CPM yang bukan warga lingkar tambang? Mereka pasti lebih rentan diberhentikan kapan saja," kata Kusnadi dengan nada kesal.
Demonstrasi berlangsung dengan pengawalan ketat aparat keamanan Pomresta Palu dan TNI untuk menjaga situasi tetap kondusif.
Ketegangan sempat terjadi ketika massa mencoba mendekati area operasional perusahaan, namun aparat berhasil meredam eskalasi.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PT CPM belum memberikan pernyataan resmi terkait aksi dan tuntutan warga.
Sementara itu, demonstran menegaskan akan terus menggelar aksi hingga ada keputusan yang berpihak pada kepentingan masyarakat lingkar tambang Poboya.(Sd)