TransSulteng-Gorontalo - Berdasarkan perintah Komando Atas sehubungan dengan momentum perintah lisan Menhan RI saat pengarahan kepada calon Perwira Remaja TNI-Polri di Gedung Balai Sudirman, Jum'at, 12 Juli 2024, melalui Panglima TNI agar memerintahkan seluruh Prajurit TNI di jajarannya untuk menonton Film The East 2020, dalam bahasa Belanda "De Oost" agar mengerti sejarah penjajahan Belanda.
Film The East 2020 adalah film perang Belanda-Indonesia tahun 2020 yang disutradarai oleh Jim Taihuttu putra Indonesia Blesteran Belanda. Film tersebut tayang perdana di Festival Film Belanda pada 25 September 2020 dan dirilis di Prime Video pada 13 Mei 2021. Di Indonesia, film tersebut tayang di Mola TV pada 7 Agustus 2021.
Dalam rangka meningkatkan rasa cinta tanah air dan semangat kebangsaan, serta Nasionalisme seluruh putra putri bangsa Indonesia dan bagi seluruh Prajurit Korem 133/Nani Wartabone berserta Satuan jajarannya melaksanakan kegiatan nonton bareng (Nobar) film The East 2020, bertempat di Aula Kusno Danupoyo Makorem 133/NW Trans Sulawesi Desa Tridarhma Kec. Pulubala Kab. Gorontalo. Kamis (18/7/2024).
Komandan Korem (Danrem) 133/Nani Wartabone Brigjen TNI Hari Pahlawantoro, S.Sos., mengatakan kegiatan nobar ini merupakan tindak lanjut dari perintah Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, S.E., M.SI., agar seluruh jajaran TNI di Indonesia melakasnakan Nobar film The East 2020 secara serentak.
"Film ini mengingatkan kita tentang perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus harus terus mewarnai kemerdekaan ini dengan mengisi kemerdekaan dengan karya dan prestasi," kata Danrem 133/NW.
Di jelaskan,Kegiatan nobar ini merupakan salah satu upaya Korem 133/NW untuk meningkatkan kualitas mental dan moral para prajurit dan PNS. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di antara para prajurit dan PNS Korem 133/NW.
De Oost (The East) adalah Film fiksi Belanda pertama yang menggambarkan sosok Raymond Westerling. Film itu dipuji sebagai "simbol keberanian anak muda Belanda" yang jujur melihat sejarahnya sendiri. Di sisi lain, sejumlah pihak, termasuk putri Westerling, mengkritik film itu yang disebutnya "memutarbalikkan fakta" dan "menyebarkan kebohongan.
Dengan Melalui nobar ini, diharapkan seluruh para prajurit dan PNS Korem 133/NW dapat lebih memahami makna kemerdekaan dan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,(SD).
