TransSulteng - Buol – Sejak awal Ramadhan Media sosial Facebook rame dengan postingan keluhan netizen terkait kelangkaan gas LPG 3 Kg khusus masyarakat miskin. Bahkan hampir semua WA Grup membahas persoalan tersebut.
Sebut saja salah satu netizen di media sosial Facebook Mahdalena Nicolas, SE menuliskan di akunya "viral dengan harga gas melon hingga 70 ribu, logikanya klo sudah mahal seperti itu tidak usah beli, jangan Kase tabiasa mereka dengan harga mahal" kemudian salah satu akun Vita Veronicha berkomentar "untung tabungku yang 3 Kg ada dua, dan saya ba dapa yang 50 jadi beli dua, tapi sudah talalu juga amm, biar cari lebih Sudah tangan ke 10, bisanya harga 70 rb".
Selanjutnya dikutik dari WA grup Berita dan Info Buol seorang anggota grup berkomentar terkait berita yang mengritik Pj Bupati Buol Tutup Mata Soal Kenaikan Harga dan Kelangkaan LPG, sebut saja Nindhy Nouk menuliskan dalam komentarnya Bagus beritanya ini tinggalo cek bupati yg tutup mata atau bagian ekonomi Setda kab buol yg Tidak jalankan tugas dan fungsinya dalam melakukan pengawasan penyaluran gas serta harga jual disaat kondisi menjelang bulan suci ramadhan apalagi di setiap menjelang hari raya setiap agama serta natal dan menjelang tahun baru,disikon yang saya sebutkan tadi pasti terjadi polemik masalah langkah dan naik harga terutama gas elpiji . peran Pemda melalui bagian ekonomi sangat di harapkan agar hal tersebut bisa terantisipasi kelangkaan gas tersebut dan harga Tidak melambung tinggi seperti pengeluhan masyarakat.persoalan naik biasa saja karena sikon dan para pedagang juga pasti mencari nafkah dari keuntungan tersebut,hanya saja yg perlu diawasi naiknya agar Tidak terlalu tinggi dan Masih terjangkau oleh masyarakat ekonomi lemah,fakta yang saya lihat sekarang juga penggunaan tabung warna hijau Sudah tidak sesuai dgn peruntukan sesuai aturan pemerintah.Malahan lebih banyak yang ekonominya mampu yang menggunakan tabung tersebut,makanya perlu pengawasan Pemda melalui bag ekonomi sampai pada penindakan bilamana hal tersebut ada pelanggaran penggunaan oleh masyarakat baik itu masyarakat ekonomi mampu maupun para ASN dan institusi lain,kenapa saya prihatin atas hal ini bila ada keluhan masyarakat apalagi Teman Teman pers karena dulu perna saya pernaj duduki jabatan ini Alhamdulillah kelangkaan BBM bensin solar maupun minyak tanah dan kenaikan harga saat itu bisa terantisipasi walaupun Masi ada kelemahan tetapi kebutuhan masyarakat bisa terantisipasi,saya tidak memojok yang punya tupoksi tapi perlu kolaborasi dengan pihak terkait karena hal ini Tidak bisa dilakukan sendiri tanpa bangun komunikasi dengan institusi lain ada kepolisian, pol-pp, dishub, camat apalagi lurah yg punya tempat pangkalan tersebut beroperasi,bila komunikasi terjalin diinstitusi yang saya sebutkan tadi saya yakin pasti hal ini tidak akan terjadi keluhan - keluahan dari masyarakat,saya mohon maaf bila hal yang saya sampaikan Tidak berkenan tapi saya juga tidam mungkin diam atas masalah yang menimpa daerah saya sendiri terutama masyarakat umum,sekali maaf mohon perkenannya. Tulisnya.
Selanjutnya memang fakta dilapangan tidak bisa di hindari, selain harga sembilan bahan pokok yang melonjak naik, ditambah lagi hak masyarkat miskin dirampas, sehingga sulit mendapatkan Gas LPG, Salah satu warga Kecamatan Biau Kelurahan Leok 1 mengaku harus memperoleh gas berhari-hari, harus antrian dan bahkan tidak mendapatkan Gas, padahal salah satu penerima berdasarkan data dari pemerintah Kab. Buol. “Pangkalan Gas yang harus ditindak, jangan berikan ke pengecer dan yang tidak terdaftar sebagai masyarakat penerima,” ujarnya, Senin, (19/3).
Berdasarkan hasil konfirmasi media TransSulteng.com terhadap Agen PT., Buol Jaya terkait kelangkaan Gas LPG dimasyarakat 19/03/24 melalu via aplikasi washaap menjawab Wa'alaikum salam. Siap mas Jamal.
LPG 3 kg sebetul Tidak langka malah bulan Ramadhan ini ada tambahan kuota.
Banyak pembuat kue dadakan yg memicu pengecer meraja Lela dengan pasang harga seenak perut sendiri. Ini tugas dan tanggung jawab Pemda yg membentuk SATGAS MIGAS sampe sekarang tidak pernah bergerak. Lagi tren memang LPG 3 kg.
Coba masyarakat sadar diri yg tidak berhak pakai Melon kan ada pink yg non subsidi hitung hitung jatuhnya sama dengan harga pengecer.
Desak satgas termasuk Pol PP, Polri, TNI, Camat, Lurah, Kades dan Dishub dan Ketua Kabag Ekonomi itu sudah tertuang SK Bupati team tsb. Maklum mas Djamal banyak yang tidur.
Sementara itu Kabag Etbang Sektretaris Daerah Kab.Buol saat ditemui menyampaikan mengakui kemelut yang terjadi sekarang dimasyarakat, dan Pj. Bupati sudah memerintahan untuk mengatur jadwal bekerjasama dengan Polres Buol untuk turun langsung, apabila kedapatan ada indikasi pelanggaran, maka akan menindak sesuai peraturan perundang-undanga yang berlaku. Pungkasnya.
Ketua DPRD saat di konfirmasi untuk memperjelas fungsi pengawasan yang melekat di DPRD, tidak memberikan jawaban hingga berita ini naik.(Jamaludin Butudoka)