TransSulteng - Toli Toli - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Tolitoli, menggelar demonstrasi di depan kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah, senin (26/2/24).
Dalam aksi yang diwarnai pembakaran ban mobil itu, massa menuntut Bawaslu Tolitoli untuk bersikap tegas soal dugaan kecurangan Pemilu yang telah dilaporkan oleh masyarakat.
Dari pantauan media ini, massa membawa sejumlah poster diantaranya bertuliskan 'Selamatkan Demokrasi Kabupaten Tolitoli', massa juga mempertanyakan terkait sikap profesional Bawaslu dalam menangani laporan yang terkesan lamban.
Tak hanya itu, massa dari beberapa perguruan tinggi di Kabupaten Tolitoli itu, sempat bersitegang dengan aparat kepolisian yang berjaga, pasalnya massa memaksa masuk kedalam kantor Bawaslu, namun hal tersebut tak berlangsun lama, massa berhasil menduduki kantor Bawaslu kurang lebih 1 jam, kemudian massa melanjutkan orasi di depan kantor Bawaslu.
Salah satu orator aksi Alif mempertanyakan kinerja Bawaslu, ia menduga adanya permainan yang dilakukan oleh Bawaslu Tolitoli, mengingat banyaknya laporan dari masyarakat terkait pelanggaran Pemilu yang diduga dilakukan oleh oknum Caleg, namun sampai saat ini belum ada kejelasan dari pihak Bawaslu tentang progres dari setiap laporan tersebut, "Kita diminta untuk mengawal demokrasi, ketika kita melaporkan dugaan kecurangan, Bawaslu hanya diam, apakah Bawaslu takut dengan penguasa, atau jangan-jangan Bawaslu suda terima uang," kata Alif dengan nada kecewa.
Ketua Bawaslu Fajar Syadik mengatakan pihaknya telah menerima 6 laporan terkait dugaan pelanggaran Pamilu yang saat ini dalam proses oleh Gakumdu, menurut Fajar untuk memproses suatu persoalan tentu harus melihat juknis apakah memenuhi syarat formil dan materil, jika hal itu dapat terpenuhi maka akan dikaji dan dinaikan menjadi temuan, "Setiap laporan yang masuk, kami proses, untuk menaikan status tentu melalui kajian, perlu diketahui, ada beberapa temuan yang suda kami tindak lanjuti dan suda dalam proses baik itu pelanggaran netralitas dan kode etik," ucap Fajar dihadapan peserta aksi.
Untuk perkembangan laporan dan penanganan dugaan pelanggaran, sejauh ini masih dalam tahapan administrasi, "Silahkan nanti dipantau di media sosial kami terkait proses kasusnya, dan apabilah ada kekeliruan dari kami, silahkan adik-adik mahasiswa menegur kami, terkait politik uang, jika ada bukti akurat silahkan sampaikan ke kami," tutup Ketua Bawaslu 3 priode itu.
Tak sampai disitu, sebelum mengakhiri aksinya, massa juga meminta kepada pihak Gakumdu diantaranya Kapolres, Kejari, dan Bawaslu untuk menemui peserta aksi guna menjelaskan terkait proses tindak lanjut dari laporan dugaan pelanggaran Pemilu, namun sampai massa keluar dari kantor Bawaslu, tak satupun dari pihak Gakumdu menemui peserta aksi, "Kami dari HMI Tolitoli tidak percaya lagi dengan Bawaslu dan Gakumdu yang telah gagal melaksanakan pengawasan pesta demokrasi Pemilu 2024 di Tolitoli, kami menyampaikan kepada seluruh elemen masyarakat bahwa banyaknya dugaan pelanggaran Pemilu yang tidak bisa di usut tuntas oleh pihak Bawaslu dan Gakumdu," tegas perwakilan orator aksi Alif. (ADR)