TransSulteng-Jakarta – Kehadiran industri kreatif di Indonesia semakin marak dengan beragam ide dan gagasan yang inovatif. Di Indonesia sendiri, industri kreatif memiliki fokus pada terciptanya suatu barang atau jasa yang prosesnya mengandalkan keahlian, kreativitas, bakat, dan inovasi yang memiliki daya jual tinggi.
Potensi industri kreatif yang semakin meningkat, akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional dan global. Dalam hal ini, tumbuhnya perekonomian didukung juga dengan inovasi dan kreativitas yang diciptakan dari industri kreatif. Itulah mengapa industri ini patut diberi perhatian khusus oleh pemerintah agar bisa menjangkau pasar global yang lebih luas.
Potensi industri kreatif di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan ekonomi kreatifnya itu sendiri. Nama besar Indonesia dalam perkembangan ekonomi kreatif dunia tidak muncul dari proses yang singkat, banyak upaya yang telah dilakukan sejak tahun-tahun sebelumnya.
Potensi industri kreatif di Indonesia, tak luput dari perhatian bakal calon presiden Ganjar Pranowo.
Ganjar menilai, porsi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) untuk ekonomi kreatif atau ekraf bisa ditingkatkan. Hal itu dapat dilakukan demi mendukung pengembangan pelaku dan industri ekraf nasional.
“(Porsi APBN ekraf) Sangat mungkin sekali ditingkatkan,” ujar Ganjar seusai menjadi pembicara dalam Road to Idea Fest di Jakarta, belum lama ini.
Porsi belanja negara untuk pariwisata dan ekraf saat ini sebesar Rp 3,6 triliun atau sekitar 0,16 persen dari total APBN. Sementara, menurut dia, berdasarkan masukan dari para pelaku ekraf, salah satu permasalahan utama penguatan industri ekraf saat ini adalah dukungan dari pemerintah untuk pembiayaan.
Ganjar mencontohkan, untuk pembuatan event berskala nasional yang menurutnya potensial untuk dikembangkan. Di mana, sudah banyak event yang terselenggara dengan bagus seperti Pestapora.
“Cuma keluhannya sama, dukungan pemerintah. Makanya, dukungan apa yang diperlukan? Uang. Maka, perlu budget, perlu anggaran, untuk bisa membuka ruang festival agar industri kreatif kita bisa muncul,” kata guberner Jawa Tengah dua periode itu.
Ganjar mengungkapkan, ada sejumlah solusi lain yang bisa dilakukan untuk menguatkan Industri ekraf nasional. Pertama, lebih menghargai karya para seniman dengan meningkatkan edukasi dan kesadaran tentang Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Kedua, memberikan kemudahan perizinan karena izin itu merupakan hal yang sulit sekali. Solusi ketiga, kata Ganjar, adalah membuat program talent scouting atau pencarian bakat anak-anak kreatif di negeri ini yang menurutnya cukup banyak.
“Perlu dibuat peluang agar mereka bisa mendunia dan ini bisa dilakukan kolaborasi. Kita menyekolahkan anak-anak berbakat ke luar atau mengundang guru ke dalam atau menaikkan yang sudah benar-benar mereka menjadi yang sangat profesional,” jelas dia.
Terakhir, adalah dengan menjadikan para seniman sebagai diplomat. Hal itu bertujuan untuk semakin memperkenalkan industri ekraf ke percaturan dunia. Sehingga, industri ekraf nasional yang potensinya sudah besar bisa mengikuti jejak ekraf Korea Selatan yang sudah berhasil mendunia.
“Banyak seniman kita hebat berkelas dunia, kenapa kita tidak memanfaatkan itu. Mereka dipuja di seluruh dunia dan itu pasti akan menjadi brand, tidak hanya untuk dirinya, tapi kalau kita tarik untuk negara, kita bisa berkolaborasi menyampaikan pesan tentang Indonesia keluar,” kata Ganjar.
[jgd/red]