TransSulteng-Buol - Setelah ditetapkannya Kabupaten Buol sebagai salah satu Kabupaten Lokus atau penanganan stunting secara khusus, agar angka Stunting menurun di Buol, maka dikucurkanlah anggaran oleh pusat kurang lebih 4 miliar.
Anehnya dengan anggaran yang begitu besar terbagi di beberapa OPD di Kabupate Buol, justru menuai perhatian dan protes oleh beberapa Kepala Desa.
Sebut saja Kepala Desa Tang Suarno Pamentar yang saat penyaluran di Balai Pertemuan Kec. Bokat memprotes bahkan tidak mengizinkan untuk disalurkan bantuan Stunting tersebut.
Menurutnya Kades Tang, berdasarkan SK Bupati jumlah penerima Stunting adalah 69 orang, setelah diadakan evaluasi oleh pihak puskesmas Bokat tinggal 9 orang, namun yang anehnya saat data turun dari Dinas Sosial tinggal 4 orang penerima Stunting.
Lanjut Kades tiga periode tersebut, merasa aneh dan menduga ada sesuatu yang tidak baik-baik di program penanganan Stunting di Kab. Buol, karena menurutnya program ini dari Kementerian Pusat, anggaran nya jelas sudah diporsikan setiap data dari desa yang masuk di kementerian, apalagi Desa yang ditetapkan sebagai Desa Lokus atau penanganan khusus.
Kepala Dinas Kominfo (Drs. Suondo Sanua) yang mewakili Pj. Bupati saat itu, dikonfirmasi terkait ada protes menahan untuk tidak menyalurkan bantuan tersebut, bahkan sedikit aduh argumen saat penyaluran Senin, 28/08/23.
Kadis Kominfo membenarkan hal itu terjadi, bahkan kata beliau "saat itu, saya marah dan sedikit keras suara saya, karena memang ada tumpang tindih data dari Dinas Kesehatan yang tidak sesuai fakta dilapangan, sehingga saat itu kami berjanji untuk memperbaiki data tersebut agar kedepan tidak lagi seperti saat ini,"jelasnya.jml
