Ia sangat menyayangkan jika masih ada perusahaan yang masih memberikan upah rendah kepada buruh di Kabupaten Morowali yang sangat dikenal dengan daerah mega tambang.
Irwan mengatakan, saat ini dirinya tengah menjalankan usaha kecil-kecilan, yakni air minum isi ulang dengan karyawan berjumlah 10 orang, namun
ia menggaji karyawannya sebesar Rp3.500.000,- per orang setiap bulannya.
Selain itu, jaminan kesehatan juga diberikan oleh Irwan terhadap para karyawannya, dan makan 3-4 kali sehari, serta tempat tinggal. "Alhamdulillaah karywan saya bersih mereka terima gajinya, dan ini bukan niat saya ingin pamer, tapi bisa menjadi barometer dari perusahaan yang lebih besar untuk bisa memperhatikan upah buruh yang layak" ungkapnya.
Dikatakan Irwan, jika kinerja karyawannya bagus dan target penjualan meningkat, maka bonus khusus akan diberikan. "Kita juga harus mengerti dengan karyawan kita, dan kita harus saling menghidupi, mereka yang kerja keras, mereka ada anak-istri yang wajib dinafkahi, jadi, HARGA MATI GAJI KARYWAN-BURUH DINAIKKAN, kita semua bukan hanya mau cari kekayaan, cukup bisa buat bertahan hidup buat anak istri untuk hari esok" tuturnya
Ditambahkannya, sebagai warga Morowali, Irwan menegaskan, harga mati bagi dirinya mengusulkan ke
pemerintah bersama manajemen perusahan, harus dan wajib betul-betul memperhatikan kesejahteraan buruh/ karyawan. "Buruh/ karyawan adalah salah satu aset bagi devisa dan pemasukan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ada di daerah ini, jadi harus benar-benar mendapatkan perhatian" tandasnya.BAMS.