Sebelumnya poin-poin deklarasi tersebut dirumuskan bersama melalui Forum Grub Discussion (FGD) yang diinisiasi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Tengah yang membahas upaya-upaya untuk membangun kemitraan kelembagaan masyarakat pesisir guna pengawasan dan pengelolaan pencemaran laut.
Empat poin utama dalam komitmen itu yakni: Pertama, tidak membuang sampah, oli bekas, dan limbah lainnya di laut.
Kedua, siap menjaga dan memelihara kebersihan pesisir dan laut demi kepentingan bersama.
Ketiga, ikut berperan aktif menyosialisasikan dan mengampanyekan setop mencemari laut.
Keempat, bersama-sama berperan aktif dalam upaya pengawasan pencemaran laut.
Komitmen bersama itu dinilai penting sebagai upaya melindungi ekosistem laut Sulawesi Tengah baik dari ancaman individu maupun korporasi besar. Selain itu pelibatan banyak pihak juga dapat menguatkan harapan target pengurangan sampah laut.
“Secara nasional target pengurangan sampah laut adalah 70 persen di tahun 2025,” Kabid Pengelolaan Ruang Laut, Edward Yusuf.
Pencemaran laut dan pesisir di Sulteng disebut makin mengkhawatirkan bahkan mengancam ekosistem. Di Kota Palu misalnya tumpukan sampah telah mengganggu konservasi mangrove.
“Sekitar 75 persen wilayah laut kita sudah tercemar, ada yang tinggi, sedang, dan ringan,” kata James, Peneliti Kelautan dari Fakultas Perikanan Universitas Tadulako.(SD)
