TransSulteng-Sigi - Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas III Palu melakukan kegiatan pembinaan kemandirian yang diikuti oleh 14 orang warga binaan pemasyarakatan (WBP) perempuan kelas III Palu berupa pelatihan hidroponik dengan instruktur dari Komunitas Hidroponik Kota Palu, Sabtu (7/1/2023).
Kegiatan pembinaan kemandirian itu di buka langsung oleh Kalapas Nur Mustafidah, A. Md.I.P.S, Sos, M.H, dan dihadiri pejabat struktural, Kaur TU Famdi, S,A.P, Kasubsi Pembinaan Effendy, S.H, Ketua komunitas Hidroponik Kota Palu, Ismail bersama Instruktur, pegawai Lapas, dan peserta pembinaan kemandirian warga binaan pemasyarakatan.
Dalam sambutannya, Kalapas Perempuan Kelas III Palu Nur Mustafidah mengatakan pelatihan ini sudah yang ke beberapa kali dilaksanakan, namun untuk pelatihan tidak bisa hanya satu kali langsung jadi, tetapi harus rutin dilaksanakan.
Kalapas berharap kepada warga binaan supaya pada saat pelatihan nanti bisa mengambil manfaat dari hal ini.
"Dengan harapan bahwa pada saat nanti teman-teman berkumpul dengan keluarga bisa mengembangkan apa yang telah di terima dari pelatihan ini," ujarnya.
Jadi sudah cukup apa yang terjadi sekarang yang menyebabkan teman-teman masuk disini. Olehnya harapan kami setelah keluar teman teman bisa lebih berproduktif, bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat, tambahnya.
Selanjutnya Ketua Komunitas Hidroponik Kota Palu, Ismail menyampaikan untuk yang ke lima kalinya telah melaksanakan pelatihan di Lapas Perempuan Kelas III Palu sesuai visi misi kami yaitu ingin menyebarluaskan Hidroponik ke masyarakat luas, salah satunya juga bagi warga binaan di lapas.
"Jadi setelah ibu-ibu keluar dari sini, bisa mengembangkan hidroponik ini, kenapa? hidroponik ini tidak membutuhkan lahan yang luas," terangnya.
Dikatakan dia, menurut survei kemarin itu petani Indonesia di tahun 2030 sangat berkurang, dengan harapan bagi ibu-ibu mempelajari atau melatih tentang hidroponik ini tidak khawatir lagi untuk bisa menghasilkan sayuran sehat didalam keluarga (mandiri pangan bagi keluarga). Dan sekarang pemerintah lagi menggenjot dalam mengurangi angka stunting, karena stunting itu salah satu indikatornya adalah kekurangan gizi.
"Untuk itu ibu-ibu bisa menghasilkan sayuran sehat, segar dari halaman rumah, Insyaallah stunting dilingkungan keluarga akan sangat berkurang, atau bahkan tidak ada," ujar Ismail.
Dia berharap dengan adanya kegiatan pelatihan dapat mengambil manfaat atau ilmu yang telah diberikan akan berkelanjutan untuk menghasilkan sayuran sehat, segar bebas pestisida. (Iwan)