Sikap itu diambil warga Buleleng, akibat tidak tidak adanya respon dari pihak perusahaan terkait poin-poin yang menjadi tuntutan warga, yang disampaikan sejak awal melakukan aksi unjuk rasa di kantor PT BCPM dan ditindaklanjuti dengan pemalangan jalan houling menuju jetty PT BCPM.
"Kemarin, setelah kami sempat balik meninggalkan lokasi pemalangan, pihak perusahaan justru kembali melakukan aktifitas houling dan pemuatan ore nikel ke tongkang," ungkap Hambali, salah satu koordinator lapangan massa aksi warga Buleleng.
Maka dari itu, melalui sambungan telpon, malam ini ada sekitar dua puluhan warga turun melakukan penghentian aktifitas perusahaan. "Rencananya, kami akan turunkan massa yang lebih besar dari desa Buleleng" ujar Hambali.
Ada sejumlah tuntutan aksi yang sudah disampaikan, diantaranya, pertama, meminta pihak PT BCPM segera menyelesaikan lahan seluas 54 ha kepada masyarakat Buleleng, kedua, masyarakat Buleleng meminta agar PT BCPM menghentikan seluruh aktifitasnya sebelum menyelesaikan persoalan lahan tersebut.
Tuntutan ketiga, perusahaan PT BCPM telah melakukan pelanggaran berat berupa penyerobotan lahan masyarakat Buleleng seluas kurang lebih 20 ha. Keempat, perusahaan PT BCPM harus memperhatikan dampak lingkungan akibat aktifitas penambangannya, jangan sampai mencemari sungai di Desa Buleleng.
Kelima, ketika dalam proses tiga hari PT BCPM tidak merespon keinginan masyarakat Buleleng, maka seluruh masyarakat Buleleng akan turun kembali melakukan aksi unjukrasa selama satu minggu.BAMS.
